Posted on

#TahukahKamu Inilah Laporan Kerja Digitalisasi di Warung Arsip Tahun 2019

Warung Arsip adalah warung rumahan dokumentasi dan arsip digital majalah tua dan koran-koran yang perlahan makin kehilangan pembacanya.

Dalam proses digitalisasi, Warung Arsip banyak terbantu oleh bala bantuan sukwan sukwati arsip dalam sejumlah kelas magang, baik yang dilakukan secara berkelompok maupun individual.

Dalam proses magang yang berlangsung selama 12 pekan, empat level kemampuan yang harus dicapai. Salah satunya adalah melakukan digitalisasi koran/majalah yang sudah berusia puluhan tahun.

Bahan baku majalah/koran ini sebagian besar berasal dari rak-rak besar Warung Arsip. Namun, sebagian yang lain hasil kerja sama dengan pihak lain. Pihak lain yang mempercayakan majalah tuanya kami konversi dalam bentuk digital adalah sahabat Arya T. Anggara. Dari kamar kontrakannya di Condong Catur, Sleman, kami bisa mengakses dan membawa berkardus-kardus majalan-majalah hiburan dalam rentang tahun 50-an hingga 70-an.

Izinkan kami melaporkan secara umum kerja-kerja pendokumentasian sepanjang 2019.

Arsip digital berupa koran/majalah yang sudah kami unggah di situsweb warungarsip.co berjumlah 132 edisi atau 20GB. Artinya, 100 lebih edisi itu yang sudah kami rampungkan katalognya dan bisa diakses oleh publik.

Arsip yang tertua adalah majalah anak-anak Kunang-Kunang No. 2 bertarikh 25 Februari 1949. Sementara, yang “paling baru” adalah majalah anak-anak BOBO No. 20 bertanggal 17 Agustus 2000.

Adapun majalah/koran yang sudah didigitalisasi, tetapi belum dibuatkan katalog lengkapnya berjumlah lebih kurang 76.200 file atau 1.800 edisi. Jumlah itu menghuni ruang penyimpanan sebanyak setengah tera.

Angka lebih detail sebagai berikut:

KORAN. Berjumlah 10.447 eksemplar. Koran sebanyak ini berasal dari macam-macam koran. Dari Kompas, Media Indonesia, KR, segala rupa Tribun, segala rupa Radar. Koran-koran ini merupakan hasil “fermentasi” di rak-rak besar Warung Arsip.

MAJALAH. 978 eksemplar. Majalah-majalah ini berasal dari majalah berita hingga hiburan. Dari majalah lagu ACME hingga Horison, Prisma, Melodia Ria, Paradiso, Pop Melodies, Stop, Tjaraka, Varia, dan Variasi.

Demikianlah, kerja sepanjang tahun ini bergaris lurus dengan pelaksanaan kelas-kelas magang yang sudah diselenggarakan secara intensif oleh Warung Arsip. Pada 2019 ini, kami mencatat nama-nama pemagang yang turut menyumbang ribuan eksemplar file digital yang sudah disebutkan di atas.

Ini daftar nama-nama pemagang di Warung Arsip sepanjang 2019: Sunardi, Ayu Putri Nabila, Muhammad Nuzul Adri, Kurnia Damar Pamungkas, Rangga Naviul Wafi, Fahrur Luthfie Ash-sidiq, Muhammad Thoriq ‘Aziz, Nadia Atma Rizki Syawali, Dwi Krismanto, Berryl Ilham, dan Monica Pujiastuti.

Nama-nama itu dikawal oleh sejumlah admin, terutama sekali dua nama ini: Raden Nurul dan Mahardeka Hutama. Saat Raden Nurul memungkasi tugasnya selama dua tahun di Warung Arsip, ia digantikan dua admin yang juga bagian dari proses magang Warung Arsip, yakni Sunardi dan M. Raafi. Itu. (Muhidin M. Dahlan)

Tambahan: Peta seluruh kliping/buku yang telah terpublikasikan bisa dilihat di tautan ini: DAFTAR KLIPING

Posted on

#TahukahKamu Radio Buku Pertama Kali Streaming pada 1 Februari 2011, Ini Rangkaian Acara Siaran awalnya

Radio Buku adalah radio internet dengan program khusus soal buku berbasis di Yogyakarta. Tiga tahun siaran di pojok Alun-Alun Kidul, Keraton, Yogyakarta sebelum pada April 2014 pindah ke Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul. Hingga kini.

Selain penulis dan kerani partikelir Muhidin M. Dahlan yang menjadi pendiri awal, tercatat dua nama lagi yang “mendesain” acara yang memungkinkan radio dengan slogan “Mendengarkan Buku” ini bisa keluar ke jejaring internet, yakni Endah S.R. dan Ria Panhar.

Nah, mau tahu apa saja program di awal siarannya? Ini dia: Continue reading #TahukahKamu Radio Buku Pertama Kali Streaming pada 1 Februari 2011, Ini Rangkaian Acara Siaran awalnya