Keenam sosok ini adalah mereka yang dengan cara mengeraskan tekad dengan segala cara mengikuti proses magang arsip dan dokumentasi selama 12 pekan di Warung Arsip. Satu pekan itu masuk tiga kali dengan durasi 1,5 jam. Lebih banyak praktik dan kolaborasi.
Kurikulum ada dengan kemampuan yang mesti dicapai. Ada empat kemampuan yang mesti dikuasai dalam 12 pekan itu. Dari ketahanan diri mendokumentasi hingga kecakapan menuliskan kenyataan yang ditimba dari dokumentasi yang sudah disimpan.
Kawan-kawan ini datang dengan beragam keinginan di kepala. Juga, sejumlah inisiasi kelak jika mereka tetap bertekun-tekun dengan praktik pendokumentasian di alam profesi mereka masing-masing.
Berryl Ilham. @cak_ber. Dia berasal dari Jember. Lulusan ITS Surabaya Jurusan Metalurgi. Walau dari Jember, sekolah menengahnya ditempuh di Gorontalo.
Di kampung besar Fadel Muhammad ini ada sekolah yang menjadi cabang dari Serpong, Tangerang. Namanya Insan Cendekia. Dengan niat kuat, ia datang ke Yogya, menghidu energi kreatif kota ini di jalan pendokumentasian. Ketekunan di atas rata-rata ini kelak menjadi bekal Berryl untuk melanjutkan praktik pendokumentasian ini dengan lebih fokus. Ia memilih mendokumentasikan dunia industri dan ekonomi.
Dwi Krismanto. @dwikrismanto_
Tanah tumpah darahnya adalah Gunungkidul, DIY. Mencintai dunia olahraga sejak SMA, tetapi memilih dunia perpustakaan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai “ilmu profesi” kelak.
Namun, olahraga tetap tak lepas dari kepalanya. Ia pun bertekad mendokumentasikan soal olahraga Gunungkidul. Toh, perpus dan dunia olahraga masih memiliki keterkaitan.
Olahraga adalah subjek dari ilmu perpustakaan. Keilmuan itu dipergunakannya secara maksimum demi olahraga yang terus meringkuk di bawah alam sadarnya.
Nadia Atma Rizki Syawali. @Nadiaatma_
Pertama kali menghidu udara Yogyakarta, nona asal Lombok ini terkesiap dengan dunia sambal. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Kalijaga ini mengisahkan sambal dengan penuh ketakjuban. Kita tunggu, bagaimana sambal dan teman-temannya di dapur menjadi sebuah ruang perpustakaan dan ilmu pengetahuan lewat praktik pendokumentasian yang bakal digarap Nadia.
Muhammad Thoriq ‘Aziz. @muhthoriqaziz.
Berdarah Jawa dan Sumbawa, anak muda penggila naik gunung asal Surakarta ini menyerahkan dirinya secara paripurna kepada lingkungan. Di antara rekan-rekannya yang kuliah di Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, kecintaan Thoriq pada kerja naik gunung di atas rata-rata.
Frase lingkungan itu menjadi subjek yang bakal ia jadikan sebagai tema besar dalam praktik pendokumentasiannya di masa depan. Di kelas magang Warung Arsip, ia menjadi panglima pendaki di antara teman-temannya.
Semangat, Thoriq!
Fahrur Luthfie Ash-Sidiq. @Fahrurashsidiq.
“Saya ingin Klaten punya informasi yang lengkap tentang kebudayaan,” ungkap Luthfi, pemuda asal Klaten ini. Walau tinggal di Klaten, sekolah hingga MAN ditempuhnya di Surakarta. Maklum, ia tinggal di perbatasan Klaten dan Surakarta.
Keputusan untuk kuliah di Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga adalah pilihan sadarnya. Ia terinspirasi dari pustakawan di sekolahnya. Saat magang di Warung Arsip, ia mengajukan proposal sebagaimana kutipan paling atas. Luthfi ingin mendirikan pusat informasi budaya seantero Klaten. Ia ingin mencintai Klaten lewat praktik mendokumentasikan ekspresi budaya warga-warganya.
Kurnia Damar Pamungkas. @kurniadamar20. Mahasiswa FMIPA UNY ini dengan sadar datang mendaftarkan diri ke Kelas Magang Warung Arsip. Apa hubungan matematika dan arsip. Tanyakan saja kepada Damar. Yang jelas, ia bisa menyelesaikan seluruh fase kurikulum pendokumentasian; mulai dari praktik digitalisasi majalah-majalah lama, katalogisasi buku, pengisian pangkalan data buku, hingga penulisan esai. Dalam esai pendokumentasian,. Damar tertarik dengan film Dalai Lama.
Seperti apa?
—-
Mentor Kelas Magang Arsip: Sunardi @soe_nar_die, Mahardeka Hutama @mahardekahutama, M. Raafi @raafi
Mentor Kelas Esai: Prima Hidayah @sesembahan
—
Pencatat: /Muhidin M. Dahlan/