Ibumi: Kisah-kisah dari Tanah di Bawah Pelangi – Puisi Kisah Nusantara (2008)

Harga aslinya adalah: Rp 70.000,00.Harga saat ini adalah: Rp 50.000,00.

Editor: An Ismanto
Penulis: Ahmad Muhlis Amrin, dkk
Penerbit: I:BOEKOE, April 2008
Tebal: 425 hlm
Produksi: Cetak Paperback

  • Kondisi: Baru
  • Lokasi Stok: Gudang Warsip
  • Versi Produksi: Paperback/Cetak Massal

Stok 5

Keterangan

Pada dekade 80-an, Afrizal Malna, Acep Zamzam Noor, Linus Suryadi AG, Cecep Syamsul Hari, Dorothea Rosa Herliany, dan para penyair lain meneruskan langkah para penyair yang lebih dulu menulis puisi dengan menyusun puitika dari setiap sumber yang mungkin. Hasilnya adalah lanskap perpuisian yang kaya tekstur dan warna.

Para penyair Kisah Nusantara mencoba meneruskan langkah mereka yang lebih dulu menapaki Jalan Puisi itu dengan “melihat ke dalam”. Sumber inspirasi digali dari kekayaan literer lokal dan diinterpretasi ulang ke dalam kesatuan bentuk-isi modern.

Tentu saja, sama sekali tidak ada tendensi untuk menggolongkan diri sebaagi “aliran” atau angkatan baru. Tidak. Karena, persoalan aliran dan angkatan tidak pernah menjadi duri bagi para penyair Kisah Nusantara. Itu adalah persoalan para kritikus. Para penyair hanya tahu mencipta dan gagap kalau diwajibkan menggolong-
golongkan.

Dengan buku ini penyair Kisah Nusantara hanya ingin menyatakan bahwa mereka akan meneruskan langkah para penyair yang telah lebih dulu menapaki Jalan Puisi.

———————

DAFTAR PUISI IBUMI

SUMATRA

Indrian Koto:
Rahim Darah ~ 2

Indrian Koto:
Toba: Sepenggal Kesunyian ~ 6

Ndika Mahrendra:
Bangsai Burung di Sulur Beringin Rimbun ~ 10

Ndika Mahrendra:
Sepasang Mempelai Berkabut ~ 14

Jusuf AN:
Fragmen Sebelah Mata Buta ~ 18

Ndika Mahrendra:
Runcing Bulu Ayam Memanjangkan Dendam ~ 22

Mujibur Rohman:
Epigraf Air Mat ~ 26

Indrian Koto:
Pleidoi Malin Kundang ~ 30

Indrian Koto:
Lelucon Pagi ~ 34

Mahwi Air Tawar:
Kembara ~ 38

Dwi Rahariyoso:
Stanza Sungai dan Riwayat Lunglai ~ 42

Iman Romanshah:
Khidir ~ 46

Ndika Mahrendra:
Klandestin Tentang Bui yang Dihuni Dingin ~ 50

Indrian Koto:
Runcing Nasib ~ 54

Ahmad Muhlish Amrin:
Burung Bersayap Kemarau ~ 58

Iggoy El Fitra:
Hikayat Pinang Masak ~ 62

JAWA

Ahmad Muhlish Amrin:
Kugali Tujuh Sumur di Lereng Jiwamu ~ 68

Iman Romanshah:
Aroma Gula di Musim Kemarau ~ 72

Iman Romanshah:
Panji Klaras ~ 76

Dian Hartati:
Samagaha Jatuh di Pangkuan ~ 80

Mahwi Air Tawar:
Purnama Raya ~ 84

Iman Romanshah:
Onomatope Doa ~ 88

Mahwi Air Tawar:
Anak Semak ~ 92

Jusuf AN:
Bungsu Rarang ~ 96

Indrian Koto:
Sajak Larangan ~ 100

Jusuf AN:
Biografi Jampang ~ 104

Iman Romanshah:
Tumbal Bala di Ruang Mantra ~ 112

Sri Handayaningsih:
Perempuan yang Menunggu ~ 116

Jusuf AN:
Hikayat Sri ~ 120

Jusuf AN:
Aku Tumbuh, Berbunga dan Gaaduh ~ 124

Moh Fahmi Amrulloh:
Tubuh Tanah ~ 128

Muchlis Zya Aufa:
Cinta, Selendang Cahaya, pada Sehabis Dusta Jaka Tarub ~ 132

Sri Handayaningsih:
Laki-Laki Naga di Telagu Kuwu ~ 136

Mahwi Air Tawar:
Cintraka ~ 140

Sri Handayaningsih:
Perempuan Rusa ~ 144

Indrian Koto:
Sengketa Mayapada ~ 148

Sri Handayaningsih:
Patung Kekasih ~ 152

Ahmad Muhlish Amrin:
Ingin Kudengar Tembang ~ 156

Retno Iswandari:
Malam Pembayun ~ 160

AN Ismanto:
Pengakuan Suto ~ 164

Ahmad Muhlish Amrin:
Daging Luka ~ 168

Mujibur Rohman:
Lelaki Cahaya ~ 172

Ahmad Muhlish Amrin:
Perempuan Bunting dan Udara Berpunggung Naga ~ 176

Komang Ira Puspitaningsih:
Tentang Nasib yang Kaku ~ 180

Mujibur Rohman:
Tengger, Laut yang Tak Selesai ~ 184

MADURA

Ahmad Muhlish Amrin:
Sebutir Rambut Angin Setangkup Bunga Taman ~ 190

BALI

Komang Ira Puspitaningsih:
Menjangan Jantan ~ 190

Komang Ira Puspitaningsih:
Sari Gading, Yajna Sepasang Nelayan ~ 200

Muchlis Zya Aufa:
Supraba yang Niscaya Maut Bayangmu Rupa untuk Wajahku ~ 204

Indrian Koto:
Karmapala ~ 208

Komang Ira Puspitaningsih:
Empat Burung dalam Dongeng Tidurmu ~ 212

NUSA TENGGARA

Mahwi Air Tawar:
Nisada ~ 218

Mahwi Air Tawar:
Pengalana Sunyi ~ 222

I Kadek Surya Kencana:
Thirtayatra ~ 226

Mahwi Air Tawar:
Selepas Mata ~ 230

Mujibur Rohman:
Bibano, Ikhtisar Perjalanan ~ 234

Indrian Koto:
Subuh, Seusai Aku Berkisah Padamu ~ 238

Iman Romanshah:
Catatan dari Pulau Seberang ~ 242

Ndika Mahrendra:
Negasi di Petilasan Suatu Pagi ~ 246

Ahmad Muhlish Amrin:
Selongsong Manggar Enau yang Tumbuh di Tepi Laut ~ 250

Indrian Koto:
Pelayaran Rahasia ~ 254

Ndika Mahrendra:
Di Laut, Kita Lupa Merangkum Kabut ~ 258

Muchlis Zya Aufa:
Tikus, Rusa-rusa dan Rumah yang Terbakar ~ 262

Muchlis Zya Aufa:
Bisikan Dewa dari Nyanyian 70 Orang Anak Kepada Sang Raja dan Permaisurinya ~ 266

Mahwi Air Tawar:
Sesetia Angin Tepati Janji pada Daun ~ 270

Mahwi Air Tawar:
Bilik Ine ~ 274

Ahmad Muhlish Amrin:
Lubang Landak ~ 278

Mahwi Air Tawar:
Bahasa Diam ~ 282

Komang Ira Puspitaningsih:
Perempuan Watu Tai ~ 286

PAPUA

Pinto Anugrah:
Mata Laut ~ 292

Indrian Koto:
Tubuh Perjanjian ~ 296

Indrian Koto:
Sirip Nasib ~ 300

Iman Romanshah:
Perempuan di Lubang Batu ~ 304

Jusuf AN:
Stanza Sebuah Pesta; Ketakutan ~ 308

MALUKU

Mujibur Rohman:
Sepasang Terompah, Dendan, dan Masa Depan Tobelo ~ 314

Jusuf AN:
Petaka Bermula Kata ~ 318

Muchlis Zya Aufa:
Beras Putih dan Beras Merah: Sebuah Hikayat dari Lembah Amsal yang Senyap ~ 322

SULAWESI

Ndika Mahrendra:
Lengkang Seruling di Spasi Senja yang Bening ~ 328

Mahwi Air Tawar:
Balairung ~ 332

Iman Romanshah:
Gerhana Bulan Menyiangi Luka Malam ~ 336

Muchlis Zya Aufa:
Menunggu Kuda Putih Aku Datang ke Kotamu ~ 340

Ndika Mahrendra:
Rubiat Dongeng Gelap ~ 334

Indrian Koto:
Dongeng Sepasang Kehilangan ~ 348

Indrian Koto:
Rumah yang Terbelah ~ 352

Komang Ira Puspitaningsih:
Di Hilir, Doaku Menjelma Gadis Mimpi ~ 356

Muchlis Zya Aufa:
Setelah Kutuk Aku Gelombang di Peluk Lautmu ~ 360

Komang Ira Puspitaningsih:
Gagak dan Siput ~ 364

Mahwi Air Tawar:
Biografi Lelaki Sunyi ~ 368

Mujibur Rohman:
Gadis Ketujuh dan Lelaki Dungu ~ 372

Muchlis Zya Aufa:
Dengan Mantra Laut Kau Sentuh Batu Muaraku ~ 376

Komang Ira Puspitaningsih:
Dendang Tomatiti, Lagu yang Menelusup Mimpi ~ 380

Muchlis Zya Aufa:
Narasi Pulau, Suatu Talaud yang Memukau ~ 384

Mujibur Rohman:
Aku dan Perempuan yang Terlunta ~ 388

Ahmad Muhlish Amrin:
Berdiri di Atas Keringat Batu ~ 392

KALIMANTAN

Jusuf AN:
Ritus Tanah ~ 398

Mujibur Rohman:
Sajak Cinta Simalakama ~ 402

Jusuf AN:
Rahasia Suara-suara ~ 408

Fina Sato:
Kelindan Sajak Andung ~ 410

Mujibur Rohman:
Dua Bocah Terakhir ~ 414

Ndika Mahrendra:
Sekuel Lirih Kampung Digenangi Sedih ~ 418

Tentang Penyair ~ 423

Additional Information

Weight 0,6 kg