Abdul Hadi W.M. ~ Sastra Transendental (Ulumul Qur’an_N0. 03, 1992)

Rp 10.000,00

Penulis: Abdul Hadi W.M.
Media: Ulumul Qur’an_No. 03
Tahun: 1992
Halaman: 12-29
Ukuran: 37. 6 MB

  • Versi Produksi: Digital/PDF
  • Lokasi Stok: Gudang Warsip

Stok 25

Keterangan

Sebutan “sastra transendental” bagi sastra berkecenderungan sufistik, atau yang sejenis, pada mulanya dikemukakan oleh Kuntowijoyo dalam Temu Sastra 1982 melalui makalahnya “Saya kira kita memerlukan juga sebuah sastra transendental.” Setelah sebutan itu diperkenalkan Kuntowijoyo, beberapa penulis lain juga mempergunakannya, misalnya Danarto, Sutardji Calzoum Bachri, M. Fudoli Zaini, Subiantoro Atmosuwito, Ahmad Nurullah dan Abrar Yusra.

Kuntowijoyo membuka pembicaraannya yang monumental bagi gerakan sastra sufistik dengan mengatakan, “Saya kira kita memerlukan juga sebuah sastra transendental. Karena tampak aktualitas tak dicetak ruh kita, tapi dikemas pabrik, birokrasi, kelas sosial dan kekuasaan, maka kita tak menemukan wajah kita yang otentik. Kita terikat pada yang semata-mata kongkrit dan empiris yang dapat ditangkap oleh indera kita. Kesaksian kita pada aktualitas dan sastra, adalah sebuah kesaksian lahiriah, jadi sangat terbatas. Maka pertama-tama kita harus membebaskan diri dari aktualitas, dan kedua, membebaskna diri dari peralatan inderawi kita.”

CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)