Keterangan
Pembaca, akan saya akhiri bagian ini dengan sebuah renungan yang pernah ditulis Trisno Sumardjo (1955). Mengapa Affandi disebut-sebut sebagai pelukis ekspresionis, menurut Trisno, boleh jadi karena emosinya lebih dikemukakan daripada sifat-sifat obyeknya. Affandi tidak mengadakan dialog dengan obyek sebab kurang menghormatinya. Terhadap obyek, Affandi lebih mementingkan perannya sebagai aktor utama ketimbang mengajukan masalah-masalah di atas obyek. Affandi, lanjut Trisno, agak egois. Egoisme ini mengurangi daya epik pada karya Affandi. Dalam ketenaran namanya, usul Trisno, orang tak usahlah mendewakannya.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)