Keterangan
Kakek itu sudah mendengar akan watak pemuda ini yang mata keranjang, maka jantungnya berdebar gelisah. Dia tidak ingin anak perempuannya menjadi korban pemuda yang gila perempuan ini.
“Ia Witri, anak saya, raden. Permisi, kami hendak pulang agar tidak kemalaman di jalan.”
“Di manakah rumah andika, paman?”
“Di dusun Lahat, sebelah barat sungai.”
Aih, jauh juga. Kasihan anak perempuan diajak bekerja sejauh ini. Kalian tentu lelah, marilah sinnggah di pondokku. Dan sebaiknya bermalam di sana saja, besok baru kalian pulang.”
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)