Keterangan
Yang namanya surat cinta, Imelda seringkali menerimanya. Terutama di zaman remajanya. Sudah cinta yang pertama kali dia terima dari teman sekelasnya di SD (yang tak perlu namanya disebutkan di sini), dan benci sekali dia membacanya. Ketika Imelda di SMP dia menerima lagi surat-surat cinta, bertumpuk-tumpuk, yang kesemuanya itu dianggap sepi.
Kini, setelah kehidupan jadi lusuh oleh keringat penderitaan, Imelda menerima lagi sepucuk surat cinta. Di kantornya, Imelda seringkali mendengar kata-kata pucuk dicinta ulam tiba, yang dirubah menjadi pucuk diulam cinta tiba, atau pucuk diraba cinta tiba. Peribahasa itu sama sekali tidak berasosiasi buruk, hanya sendagurau karyawan kepada kasir yang membagikan gaji bulanan kalau masih ada sisa gajinya kalau tidak bon-bon utang sebulan doang. Lelucon kantor itu tak berlaku bagi surat cinta yang diterima Imelda.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)