Keterangan
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Chusin merasa terasing di dunia seni. Ia mengasosiasikan diri dengan ikan asing dengan baunya yang menusuk, yang pada waktu itu dianggap tidak pantas dihidangkan pada dinner para urbanite. Ia ditertawakan sesama pelukis. “Terbelakang”, kata mereka. Tapi zaman berubah. Sekarang, karya Chusin adalah “makanan” pilihan kaum elite seni rupa, kurang lebih sama dengan ikan asin yang telah menjadi hidangan khusus dalam masakan cuisine Indonesia masa kin. Kita tentu masih ingat berbagai pameran yang telah diadakan CP Foundation dengan kurator Jim Supangkat. Pameran tunggal Chusin pada 2002 di Galeri Nasional merupakan isyarat sukses besar yang diraihnya pada pameranya di CP Artspace/Washington, DC, pada tahun yang sama.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)