Dari Tabuh Rah ke Metajen, Dari Ritual ke Perjudian (Panji Masyarakat_No.14, 26 Juli 2000)

Rp 5.000,00

Penulis: –
Media: Panji Masyarakat, No. 14
Tahun: 2000
Halaman: 55-61
Ukuran: 20. 5 MB

  • Versi Produksi: Digital/PDF
  • Lokasi Stok: Gudang Warsip

Stok 25

Keterangan

Bagi masyarakat Bali, di mana pun ada acara Metajen, selalu mengundang animo besar. Ratusan orang menyempatkan diri untuk menonton. Makanya, kalau ada ratusan motor terparkir di suatu tempat–umumnya di luar pura, ada kerumunan orang yang bersorak-sorai, bisa dipastikan sedang berlangsung metajen. Umumnya pula, di sekitar arena, banyak pedagang makanan dan minuman. Bahkan, ada pula pedagang baju dan aneka barang lainnya. Pokoknya meriah.

Cendekiawan Hindu I Ketut Wiana, mengungkapkan, metajen yang berlangsung saat ini merupakan suatu penyimpangan dari ajaran agama Hindu. Dalam artian, upacara Tabuh Rah sendiri menjadi nomor dua. Nomor satunya berjudi di arena sabung ayam. Tak sedikit penyelenggara memakai kedok upacara Tabuh Rah sebagai alasan menggelar metajen. Malah, metajen berlangsung hampir tiap hari. tak mempersoalkan apakah waktunya untuk mengadakan Tabuh Rah atau bukan.

CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)