Daulat Ra’jat No 9 Th 1 (10 Desember 1931)

Rp 25.000,00

Penulis: Sutan Sjahrir, dkk
Edisi: No 9 Th 1, 10 Desember 1931
Tebal: 8 halaman
Produksi: Digital | PDF

Stok 19

Keterangan

“Dengan tiada meloepakan sekedjap mata maksoed engkau datang ke negeri dingin ini, maka kewadjibanmoe jang teroetama ialah berdjoang oentoek kemerdekaan Tanah Airmoe. Inilah hanja jang mendjadi alasan bagi hidoepmoe dan kelandjoetan oemoermoe. Djika ada timboel ingatan dalam dirimoe hendak meloepakan kewadjiban ini, pikirlah baik-baik, bahwa tanah Indonesia soedah memikoel beban jang begitoe berat, sehingga ta’ wadjib lagi baginja memikoel dan memberi makan kepada manoesia jang tiada bergoena bagi pergaoelan nasional. Sekalipoen engkau mentjampoengi koetika jang moeram, djika mitsalnja barisan indonesia di negeri dingin ini soedah begitoe tipis, sehingga engkau tinggal seorang atau dengan doea-tiga kawan sadja lagi, masih djoega engkau tidak boleh lari dari medan perdjoangan, dan haroeslah engkau senantiasa menampakkan pekerti, jang lajak dipakai oleh poetranja bangsa jang terperentah dan ta’ merdeka. Misalkan sekalipoen soeatoe keadaan, bahwa pemimpin-pemimpin nasional kita di Tanah Air meloepakan tjita-tjita dan azas mereka atawa mereka misalnja mengalih langkah ketempat jang hampir ta’ ada perlawanan daripada mempertahankan keboetoehan ra’jat jang terpenting, djoega pada keadaan jang begitoe, pada saat jang modern itoe, katakoe, hendaklah engkau tinggal tetap pada kewadjibanmoe mempertahankan dengan segala tenaga hak sakit bangsamoe dan teroes berdjoang dengan kepertjajaan dan keberanian hati seperti jang laloe oentoek kemerdekaan Indonesia jang kau tjintai. Tenaga semangat jang perloe bagi dikau, tersimpan dalam kemaoean dan kepertjajaan, sebagai anoegrah hati dan kepalamoe, dan dalam darah kebangsaan jang sehat jang mengalir dalam oeratmoe”. (Mohammad Hatta)

Terbit 10 Hari Sekali. Harga 15 Sen. Alamat administratie: Struiswijkstraat 57 Batavia-Centrum. Redactie: Gang Lontar IX/42 – Batavia-Centrum.

Harga langganan 1 tahoen f 6; 3 boelan f 1.50. Pembajaran lebih dahoeloe. Advertentie 20 sen satoe baris. berlangganan lebih moerah dan boleh berdamai.

Dikemoedikan oleh Commissie redaktie. Pengarang di Europa: Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Suparman.

Isi Daulat Rajat Edisi No 9 Th 1, 10 Desember 1931:

Sjahrir – “Schorsing” Mohammad Hatta ~ 1

Doea berita tilgram Aneta Holland tentang schorsing Mohammad Hatta, tentoe ta’ loepoet menggontjangkan doenia politik di Indonesia. Soepaja berita tilgram itoe djangan sampai menimboelkan kelliroe didalam kalangan ra’jat kita, saja merasa perloe mentjoba menerangkan hal ini sebagai “insider” (orang jang mengetahoei doedoek perkara).

Mosi dari Ra’jat Kepada Ra’jat ~ 2

Mendengar pembitjaraan-pembitjaraan tentang halnja saudara Mohammad Hatta, moela-moela ditjela dan sekarang ini dicshort oleh Perhimpoenan Indonesia di Negeri Belanda. Mengingat bahwa asal moelanja sikap itoe karena katanja saudara Mohammad Hatta “dengan lantjang telah mentjela Partai Indonesia”.

Darwisj M.R. – Minangkabau ~ 3

Karena beredarnja zaman dan berpoetaran waktoe, jang mana ra’jat Indonesia tadi, masih didalam kedjailan, dan berselimoet dengan awan keboedakan, tiba-tiba telah datang saatnja mendesak ra’jat Indonesia jang masih dalam diperhamba si Barat sekian tahoen sehingga bermerk “tanah djadjahan” telah mendjadi bangoen dan insjaf dari hal takdir dan keteledorannja sebagai mana kata pepatah Minangkabau: “Takalok hilang lading takasir negeri kalah”.

M.S. Oesman – Ratap Tangis Ra’jat Sumatera ~ 4

Didalam Daulat Ra’jat telah diterangkan kesengsaraan ra’jat Sumatera Selatan jang masih bersangkoet paoetan dengan rodi alias kerdja paksa jang kedjam itoe. Kalau kita perhatikan dan selidiki lebih dalam maka njata pada kita pengaroeh rodi atau kerdja paksaan atas ra’jat adalah sangat berat ditanggoeng ra’jat, apalagi moesim meleset ini, sampai meroesakkan pergaoelan kita, ja sampai meroesakkan roemah tangga kita.

Pergerakan Vietnam (Tanah air Annam, Indo-China) ~ 5

Dari tanggal 16 februari 1930 orang boleh dianggap pembrontakan di Tonkin habis. Pemberontakan tidak menjerang lagi, tjoema ada aksi rahasia, begitoe peletoesan bom di geredja Dong-Tanh pada tanggal 18 dan perkibaran bendera nasionalis di Hanoi pada tanggal 21.

Soerat-soerat dari Loear Indonesia ~ 6

Peperangan doenia 1914-1918 sebetoelnja soedah meninggalkan ratjoen kepada sebagian besar dari kapitalisme, itoe kita bisa boektikan dari banjaknja kaoem penganggoeran di doenia, sedangkan jang masih poenja pekerdjaan gadjihnja ditoeroenkan dan djam bekerdja telah dipandjangkan.

Additional Information

Weight 0,05 kg