Esai Dick Hartoko ~ Seni Untuk Apa? (SASTRA, N0. 03, Th. IV, Maret 1964)

Rp 7.000,00

Penulis: Dick Hartoko
Media: SASTRA, N0. 03, Th. IV
Tahun: 1964
Halaman: 23-24
Ukuran: 9. 05 MB

  • Versi Produksi: Digital/PDF
  • Lokasi Stok: Gudang Warsip

Stok 22

SKU: KL_6725 Kategori: Label , , , , ,

Keterangan

Pada abad jang lampau kaum liberal di Eropa Barat mendengungkan pekik mereka jaitu ,,L’art“, kesenian demi kesenian. Jang dimaksudkan dalam alam pikiran mereka jang individualistis itu ialah kedaulatan bulat bagi seni maupun bagi sang seniman. Lepas bebas, tidak terikat oleh norma-norma agama, kesusilaan, tradisi, pendapat umum dan sebagainja. Pandangan ini berakar dalam filsafah liberalisme jang telah memproklamirkan manusia sebagai radja semesta alam, tidak terikat oleh apapun dan siapapun djuga, kebebasan tanpa batas. Demikian Willem Kloos di Nederland pernah berkata: ,,Aku ini seorang dewa dalam lubuk pikiranku.” Dan Gustave Flaubert dalam suratnja kepada Louis Colet (14 Agustus 1853) menegaskan: ,,Marilah kita mentjintai diri kita sendiri dalam Kesenian, seperti para mistisi mentjintai dirinja sendiri dalam Tuhan …. Pada saat ini segala ikatan sudah terlepas, masjarakat menjerupai gerombolan penjamun jang sedikit banjak teratur, kepentingan-kepentingan roh dan badan bagaikan andjing-andjing srigala sama mundur untuk kemudian saling menjerang; marilah kita djuga membuat egoisme kita seperti setiap orang (hanja lebih indah) dan hidup dalam sarang kita sendiri.” Beberapa tahun kemudian ia menulis kepada Mlle Leroyer de Vhantepie: ,,Hidup ini demikian memualkan, sehingga satu-satunja tjara untuk menahannja adalah menghindarinja sambil hidup dalam Kesenia.

CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)