Keterangan
Kesenian tradisional Tayub kembali menjadi perbincangan ketika beberapa pakar budaya mengangkatnya dalam sebuah seminar. Tayub, identik dengan pornografi karena adanya unsur minuman keras dan singgungan tubuh yang cenderung ke arah penyelewengan seksual. Itulah sebabnya pada zaman pemerintahan Sultan HB VIII di Yogyakarta, kesenian ini dilarang untuk dipentaskan. Keprihatinan akan hiangnya budaya leluhur inilah tampaknya yang membuat para pakar menyorotinya.
“Setengah mati kami berusaha membersihkan anggapan buruk yang melekat pada Tayub. Syukur alhamdulillah upaya kami berhasil. Dengan catatan tanpa pool dan minuman keras,” tutur Pudjo Siswoyo, Staf Dikbud Kabupaten Wonogiri. Pool yang dimaksudkan adalah klimaks dari adegan tari dengan beramai-ramai mengepung tledhek dalam sebuah lingkaran kecil serta dalam keadaan mabuk.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)