Taufik Ikram Jamil ~ Antara Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dan Raja Ali Haji, Dua Cahaya dari Satu Kutub (Kompas, 1 Januari 2000)

Media: Kompas
Tahun: 1 Januari 2000
Halaman: 13

  • Lokasi Stok: Gudang Warsip

Keterangan

Tidak demikian halnya ketika pandangan disorotkan pada keberadaan Abdulah bin Abdul Kadir Munsyi dengan Raja Ali Haji bin Raja Ahmad, dua bintang dalam perjalanan dinasti tersebut pada abad ke-19. Jarak di anatara keduanya terasa begitu sayup antara tampak dan tiada, padahal Abdullah bermastautin (bertempat tinggi) antara Melaka-Singpura, sedangkan Raja Ali Haji di Pulau Penyengat Inderasakti, depan Tanjungpinang, Riau, sekarang. Abdullah 12 tahun lebih dari Raja Ali Haji (1796 dan 1808), tetapi yang disebut pertama meninggal lebih cepat 19 tahun dari yang kedua itu (1854 dan 1873).

Jarak yang jauh tersebut terutama terlihat dari bagaimana kedua menyikapi keadaan kemasyarakatan dan kebudayaan Melayu pada waktu bersamaan. Suatu zaman ketika sistem kehidupan yang sudah berakar tunggang memperoleh gempuran luar biasa dari rengkuhan baratisasi yang juga selalu disebut orang sebagai kemodernan. Untuk pertama kali, kawasan Nusantara dibelah oleh politik asing melalui Traktat London 1824 yang memisahkan kawasan perairan Selat Melaka menjadi dua bagian: sebelah utara yang kini disebut Malaysia dan Singapura berada dalam genggaman Inggris, sedangkan sebelah selatan atau kini dikenal sebagai Riau (Indonesia), berada di dalam telapak tangan Belanda.

KATALOG: Kliping ini tersedia secara luring di Gudang Warung Arsip. Jika berminat, datang ke gudang kami atau hubungi via nomor kontak 0878-3913-7459.