Keterangan
Pada 4-6 September 1995, Festival Pusisi Indonesia berlangsung di gedung Eramus Huis, Jakarta. Festival itu diprakarsai Pusat Kebudayaan Belanda dan Bengkel Teater Rendra. Duabelas penyair dari Indonesia dan Belanda berkesempatan melantunkan pikiran abstraksinya. Semuanya nama-nama berwibawa di negerinya masing-masing: Diah Hadaning, Dorothea Rosa Herliany, Hamid Jabbar, Afrizal malna, Acep Zamzam Noor, Sitok Srengenge, Jaap Blonk, Remco Campert, Herman de Coninck, Anna Enquist, Esther Jansma, dan Simon Vinkenoog.
Rendra selalu yakin bahwa rumah seniman adalah “di angin”. Sebuah pemukiman tempat seniman bisa leluasa menjaga ruh kehidupan. Puisi bisa jadi merupakan simptom geliat kehidupan. Dari yang paling pahit dan rumit hingga sisi kegembiraan. Spektrum ini yang dibawakan keduabelas penyair. Festival ini mirip kenduri yang menyuguhkan ragam ekspresi para “penghuni angin” itu.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)