Posted on

#TahukahKamu Enam Pesepakbola Indonesia yang Meninggal Tatkala Masih Aktif sebagai Pemain

Penjaga gawang Arema FC Achmad Kurniawan meninggal pada 10 Januari 2017 di Malang. Pemain yang akrab disapa “AK 47” ini mendiang pada usia 37 tahun. Namun, pemain asal Tangerang dan penjaga gawang ketiga Arema FC ini bukanlah pemain Indonesia pertama yang meninggal dunia saat masih aktif bermain, sebagaimana dirangkumkan bola.com, 11 Januari 2017. Paling tidak ada nama pemain, termasuk Achmad Kurniawan.

1. Ansar Razak. Ia menjadi gelandang andalan PSM Makassar di era 90-an. Ia meninggal dunia pada tahun 1999 akibat mengalami kecelakaan lalu lintas. Pemain asli Sulsel ini merupakan anggota timnas Piala Asia 1996. Semasa bermain untuk PSM, Ansar sempat mengantar tim Juku Eja lolos hingga laga final Liga Indonesia 1995-1996.

Kala itu, Ansar bersama pemain Sulsel lain seperti Ayyub Khan (almarhum), Syamsuddin Batolla, Ali Baba, Roni Ririn dan Ansar Abdullah harus mengakui Mastrans Bandung Raya dengan skor 0-2.

2. Eri Irianto. Gelandang klub Persebaya Surabaya ini meninggal pada 3 April 2000. Eri yang membela Persebaya mengalami benturan dengan pemain PSIM saat bertanding di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Setelah mengalami benturan, Eri tidak sadarkan diri, diduga karena serangan jantung. Ia sempat dibawa ke RSUD Dr. Soetomo, namun nyawanya tak tertolong.

Eri meninggal pada saat kariernya tengah bersinar di usia relatif muda, 26 tahun. Selain menjadi andalan di klub, pemain dengan kelebihan tendangan geledek jarak jauh ini juga sempat memperkuat Timnas Indonesia di tahun 1995-1997. Untuk mengenang Eri, Persebaya memensiunkan nomor punggung 19 miliknya dan menamai mes pemain Persebaya di Jalan Karang Gayam dengan nama Wisma Eri Irianto.

3. Jumadi Abdi. Gelandang PKT Bontang, Jumadi Abdi, mengalami benturan keras di bagian perut karena ulah Denny Tarkas (Persela) yang mengangkat kaki terlalu tinggi. Pertandingan kedua tim saat itu dimainkan di Stadion Mulawarman, Bontang, pada 7 Maret 2009.

Jumadi langsung terkapar tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Sembilan hari setelah dirawat dan sempat menjalani operasi, eks pemain Timnas SEA Games 2005 ini akhirnya meninggal dunia. Hasil observasi dokter menemukan bagian usus halus Jumadi robek dan membuat organ bagian dalam lainnya keracunan. Ironisnya, Komdis PSSI hanya menghukum Denny Tarkas dengan skorsing selama empat bulan, setelah dalam pertandingan ia hanya diganjar kartu kuning oleh wasit.

4. Akly Fairuz. Penyerang Persiraja Banda Aceh ini mengalami hal yang mirip dengan apa yang dialami Jumadi Abdi. Akly menderita cedera parah setelah berbenturan dengan pemain lawan dan akhirnya meninggal dunia.

Akly berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman, saat bertanding pada 10 Mei 2014. Akly kemudian digotong keluar lapangan dan baru dibawa ke rumah sakit pada malam harinya. Sempat dirawat di RS Zainal Abidin lalu didiagnosa mengalami luka dalam bagian perut dan kantong kemih yang bocor. Setelah sempat tak sadar selama beberapa hari, ia meninggal dunia pada 16 Mei 2014. Komdis PSSI kemudian menghukum Agus Rohman dengan skorsing satu tahun.

5. Sukarno Andi Wijaya. Ia terakhir tercatat sebagai pemain Persewangi Banyuwangi. Sukarno meninggal dunia dalam usia 20 tahun pada 2016 karena sakit infeksi paru-paru. Ia pernah menarik perhatian pelatih Indra Sjafri yang menangani Timnas U-19 sebelum turnamen Piala Asia U-19 2014. Sukarno sempat menjalani seleksi di Timnas Indra tertarik melihat permainannya kala Timnas U-19 meladeni Persewangi dalam Tur Nusantara. Hanya saja, ia akhirnya gagal lolos ke Timnas U-19.

6. Achmad Kurniawan. Pemain yang akrab disapa dengan panggilan AK 47, merujuk pada inisial dan nomor punggungnya, ini meninggal dunia pada 10 Januari 2017 di Malang. Sebelum meninggal, AK 47 dirawat secara intensif sejak tanggal 30 Desember 2016. Ia tak sadarkan diri karena dugaan sakit jantung dan lambung dan dilarikan ke rumah sakit. Selama dirawat, kakak kandung kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga ini berada dalam kondisi koma.