S. Supomo ~ Tantular dan Karyanya (Kompas, 1 Januari 2000)

Penulis: S. Supomo
Media: Kompas
Terbit: Edisi Milenium, 1 Januari 2000
Halaman: 48

Keterangan

Untuk menenangkan Siwa, para dewa mengatakan bahwa tidak mungkin dia (Siwa) dapat mengalahkan Sutasoma–yang merupakan penjelmaan Buddha–karena, walaupun Buddha dan Siwa adalah dua substansi (anekadhatu) yang berlainan, tetapi tidak mungkin keduanya dipisahkan. Kemudian ditegaskan oleh para dewa itu bahwa

Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal
bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

(Pada hakikatnya yang paling dalam Buddha dan Siwa adalah satu / Keduanya berbeda, [tetapi] itu satu, tak ada dharma yang mendua)

Kutipan itu ada dalam karya Tantular berjudul Sutasoma. Kitab ini menjadi abadi karena dipakai sebagai semboyan berbangsa kita yang terpatri dalam pita yang dicengkeram Sang Garuda.

Alkisah, M. Yamin yang disebut Sukarno dalam pidato 1 Juni 1945 sebagai “petunjuk seorang teman kita yang ahli bahasa”, merenung-renung dan mengucapkan kata-kata “bhinneka tunggal ika” sendirian, seorang pendeta dari Bali kebetulan mendengarnya dan dengan spontan menyambungnya dengan ucapan “tan hana dharma mangrwa”.

KATALOG: Kliping ini tersedia secara luring di Gudang Warung Arsip. Jika berminat, datang ke gudang kami atau hubungi via nomor kontak 0878-3913-7459.