Keterangan
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-39137-459 (Pesan Cepat)
CERITA pendek paling tua dalam kumpulan Kolektor Mitos ini, saya tulis sekitar 2012. Tahun kedua saya menjelajahi dunia penulisan secara literatif. Pula ekseleratif, sebab harus melunasi tiga tahun “keterlambatan resmi” yang boleh jadi justru menyediakan semacam letak untuk memandang, me-mulai, kemudian menyusun lelajuran setapak, dalam belantara susastra yang akhirnya seperti bertamu ke rumah-rumah di suatu kota tanpa keterkaitan darah daging sama sekali. Saya mengunjungi sedikit rumah, lebih senang berlama-lama mengobrol, dan seingin mungkin menginap beberapa pekan. Tak jarang saya batalkan niat bertamu karena ketukan pintu yang tak kunjung dibuka, atau pagar halaman yang kelewat tinggi, atau terlalu banyak tamu di rumah itu. Jika pemiliknya seorang tuan, atau nyonya, saya lebih suka bergosib ria dengan pembantunya di warung kopi. Akan tetapi, ada beberapa ru-mah yang dengan sengaja hanya saya lihat selintasan dari tepi jalan justru karena curiga bahwa rumah itu me-nyimpan rasa kepulangan yang kuat.
Judul-judul lainnya menyusul, cukup lamban, dengan rincian tahun penulisan yang tidak bisa saya pastikan lagi. Cerita pendek paling ABG, Mutan, saya tulis pada awal tahun 2016. Dari semua cerita yang saya himpun dalam kumpulan ini, tak sejudul pun pernah saya bayangkan secara sadar dan terkonsep akan menjadi buku. Akan tetapi, saya senang. Hidup tidak habis kejutan. Bagi saya, Kolektor Mitos seperti pemberhentian sementara tak terencana bernuansa kemah. Dengan langit malam hitam terbuka, dingin lantai semen, dan rasa gelandangan yang sesekali menggapai bidang sandaran, sesekali surut kepada kelengangan ombak. – Halim Bahriz