Keterangan
Politik sastra itu ada. Barangkali demikian yang bisa disimpulkan setelah membaca tulisan-tulisan Saut Situmorang dalam buku Politik Sastra ini. Politik kepentingan dalam dunia sastra memang tidak dapat dihindari. Jika menilik sejarah periodesasi sastra sejak prakemerdekaan sampai hari ini, ada relasi yang saling “mengancam” di satu sisi, serta menguntungkan di sisi lain. Relasi-relasi itu umumnya muncul dalam perseteruan sastra-kolonial, sastra-negara, sastra-agama, bahkan tak jarang di internal pelaku sastra itu sendiri.
Menurut Saut Situmorang, sastra Indonesia saat ini hampir-hampir tak memiliki kritikus yang mengimbangi pesatnya minat kepengarangan. Banyaknya sayembara, munculnya penulis-penulis perempuan atau yang mengangkat tema-tema perempuan, dan sejumlah fenomena lainnya leluasa bermunculan dengan liar dan mungkin dapat diistilahkan sebagai kompetisi, terlepas dari kualitasnya. Persoalan lain yang sulit diminimalisir perseteruannya adalah pengkotak-kotakan karya maupun pengarang. Cukup banyak permasalahan sastra yang terpolitisasi yang diulas oleh Saut Situmorang dalam buku Politik Sastra ini.
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)