Keterangan
“Kuterima kabar dari kampung rumahku kalian gedah buku-bukuku kalian jarah tapi aku ucapkan banyak terima kasih karena kalian telah memperkenalkan sendiri pada anak-anakku membentuk makna kata penindasan sejak dini ini tak diajarkan di sekolah tapi rezim sekarang ini memperkenalkan kita kepada semua kita setiap hari di mana-mana sambil nenteng-nenteng senapan kekejaman kalian adalah buku pelajaran yang tak pernah ditulis!”
“Sebagai aktivis dan seniman rakyat, Wiji Thukul memang dengan tepat menggambarkan keterwakilan kelas sosialnya. Pilihan untuk kemudian bergabung bersama petani, buruh, dan kaum miskin lainnya dalam semangat yang semakin menguat, bahwa segala bentuk kemiskinan itu bukanlah semata-mata hadiah dari kekuasaan Tuhan, akan tetapi peluang dan kesempatan itu telah dilahap oleh kekuasaan politik dan modal.” – Munir Said Thalib, pejuang HAM Indonesia.
Seperti membaca buku tentang sejarah pemerintahan Indonesia namun dikonfersi kedalam sajak-sajak yang frontal dan minim kiasan. Mengisahkan sejarah yang lebih jujur daripada buku-buku sejarah sekolah.
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)