Keterangan
Presiden Abdurrahman Wahid, berbeda dengan dua pendahulunya Soeharto dan Habibie, kelihatannya gemar melakukan perjalanan muhibah. Setidaknya–mungkin–pada masa awal pemerintahannya. Orang yang meragukan kesehatan fisik Gus Dur boleh kecele. Bayangkan, Gus Dur sejak awal November mengadakan trek nonstop ke beberapa negara Asia Tenggara, untuk kembali ke Jakarta; dan terus ke Amerika Serikat, kemudian ke Jepang, dan baru kembali ke Jakarta untuk selanjutnya ke Timur Tengah dalam November lalu. Belum termasuk perjalanannya di dalam negeri.
Perjalanan Gus Dur yang justru amat menarik dalam konteks tulisan ini adalah ketika ia melanjutkan ziarahnya ke makam KH Ahmad Mutamakin, di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Gus Dur menyatakan, ia datang ke sini (makam KH Ahmad Mutamakin) bukan sebagai presiden, tetapi sebagai keturunan Mbah Mutamakin. “Dan ini bukan untuk syukuran, tetapi slametan, karena telah selamat bisa melaksanakan perjuangan Mbah Mutamakin. Beliau melawan sistem yang salah. Beliau menegakkan keadilan demi kepentingan rakyat dan mudah-mudahan ini bisa terwujud tidak lama lagi”, ujar Gus Dur.
KATALOG: Kliping ini tersedia secara luring di Gudang Warung Arsip. Jika berminat, datang ke gudang kami atau hubungi via nomor kontak 0878-3913-7459.