Keterangan
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-39137-459 (Pesan Cepat)
——————
Sebuah benda yang kuperkirakan agak panjang telah dipukul-pukulkan lembut pada kepalaku yang tidak bertopi. Betapa kurangajarnya makhluk yang harus kumuliakan ini. Setiap pukulan lembut harus kusambut dengan sembah terima-kasih pula … Keparat!
Setelah lima kali memukul, benda itu ditariknya, kini tergantung di samping kursi: cambuk kuda tunggang dari kemaluan sapi jantan dengan tangkai tertutup kulit pilihan, tipis.
“Kau!” tegurnya lemah, parau.
“Sahaya Tuanku Gusti Kanjeng Bupati,” kata mulutku, dan seperti mesin tanganku mengangkat sembah yang kesekian kali, dan hatiku menyumpah entah untuk ke beberapa kali.
Pramudya Ananta Toer, Bumi Manusia, hl. 109
Aku selalu melihatnya seperti sebuah lubang hitam. Ada suatu tradisi sastra yang bisa ditelacak surut seribu tahun lebih–setua sastra Perancis dan Inggris, lebih tua dari sastra Rusia. Ada sejumlah karangan adiluhung ditulis dan diperuntukkan bagi beberapa ratus, atau barangkali ribu, orang lelaki dan perempuan selama berabad-abad; dalam pada itu 90 persen penduduk, yang sebanyak tak lebih dari dua atau tiga juta orang, barangkali butahuruf. Ada suatu perbendaharaan kata yang tak terkatakan kayanya: Kamus Jawa-Belanda Prof Pigeaud berisi lebih dari 40.000 kata (padahal Kamus Indonesia-Inggeris Prof Echol hanya mempunyai 12.000, dan bahkan kamus Indonesia-Indonesia W.S. Purwadarminta pun hanya 27.000….