Keterangan
India haroes berani menangkis poekoelan-poekoelannja kaoem jang koeasa itoe dengan setjara gagah dan koeasa. Ia haroes berdiri diatas kepentingan-kepentingan persoon: mengorbankan segala hal boeat keperloean semoea penduduk. Ia tidak boleh memandang sesoeatu hal “rendah dan jijik”. Ia haroes dengan kepandaian dan ketjakapan membeli hak boeat djadi toean diroemah sendiri. (Hopps)
Isi Fikiran Ra’jat No. 12, 16 September 1932 adalah:
Karikatur | Gandhi Maoe Poeasa Sampai Mati!! ~ 1
Kedoedoekan Indonesia dalam Pergaoelan Internasional. Pengaroeh Internasional kepada Ra’jat Indonesia ~ 2
Semendjak bangsa asing datang dikepoelaoean Indonesia, terasalah oleh pendoedoeknja, maoe atau tidak, pengaroeh dari loear tanah kita, pengaroeh kepolitikan, pengaroeh keekonomian, jalah pengaroeh jang sehari kesehari dirasai oleh pendoedoek kepoelaoean ini dalam pergaoelan-hidoepnja, dari kota jang besar-besar, jang penuh dengan paberik-paberik bangsa asing, penoeh dengan keadaan-keadaan jang modern jang tak mempoenjai tanah kelahiran disini, penoeh dengan atoeran-atoeran jang dahoeloe tak mendapat tempat dalam pergaoelan dengan bangsa sendiri, samapi disoedoet-soedoetnja kepoelaoean Nusantara ini, ditempat-tempat, dimana kita tak mendapatkan paberik-paberik jang sebesar sebagai dikota-kota itoe, dimana keadaan jang modern itoe tak dapat masoek diroch pergaoelan-hidoep pendoedoeknja. Ditempat-tempat jang soenji senjap, jang tidak dirioehkan oleh boeah kepandaian otak manoesia, ditempat-tempat, dimana keindahan Noesantara ini masih meradjalela dan tidak mendapat ganggoean dari kaoem jang hanja mengingat pada keoentoengan dan laba belaka, goena mengisi sakoenja.
Bladvulling ~ 6
Tjarilah perhoeboengan dengan kawan-kawan perdjoeangan diloear pagar.
Lihatlah ra’jat Tionghoa. Ra’jat itoe doeloe mengoeroeng dirinja dibelakang temboknja jang tebal dan tinggi. Kekoeatan ra’jat Tionghoa oleh karenanja, mendjadi lemah.
Kaoem tertindas semoea negeri haroes bergandengan satoe sama lain. (Shyamaji Krishnavarma)
Sampai dimanakah Djaoehnja Hak Ra’jat itoe? ~ 7
Didalam “Kroniek Indonesia” Fikiran Ra’jat nomor 9 telah diterangkan dengan singkat tentang adanja demonstrasi dari ra’jat desa Tjikantjoeng daerah distrik Tjitjalengka afdeeling Bandoeng sebagai protes dari ra’jat karena tidak setoedjoenja dengan pilihan loerah oentoek desa terseboet jang baroe.Akan tetapi oleh karena kedjadian terseboet mendjadi djoega soal jang sedikit penting bagi pembatja F.R., maka oleh karenanja kami menganggap perloe bahwa soal ini diberi lagi keterangan jang lebih djelas, soepaja oleh pembatja dapatlah kiranja dipertimbangkan.
Setelah loerah jang lama berhenti, maka sebagai biasa diadakannja pilihan loerah jang baroe. Pada tanggal 29 Maret 1932 telah dilangsoengkan pilihan dengan doea kandidat – 1. Wiriasasmita dan 2. Alihasan, – kedoeanja djoeroetoelis dan lebe dari itoe desa djoega. Jang mempoenjai hak memilih ada 471 orang, sedang jang datang hanja 331. Poetoesan pilihan ini, Alihasan mendapat 186 soeara dan Wiriasasmita mendapat 145 soeara.
Apakah jang dinamakan Imperialisme itoe? ~ 9
Marilah kita mendengar seorang socialist lain, ja’ni H.N. Brailsford, itoe pengarang Inggeris jang termashoer tentang artinja kata imperialisme.
“Didalam zaman sekarang, jang dinamakan kekajaan itoe ialah pertama-tama kesempatan mendjalankan modal dengan oentoeng jang besar sekali. Perampasan negeri dengan terang-terangan seperti zaman doeloe. Kini soedahlah tak lakoe lagi… Memboeroe concessie-concessie diluar negeri, dan memboeka kekajaan-kekajaan keradjaan-keradjaan jang lembek dan negeri-negeri jang hampir mati, itoelah kini makin mendjadi peroesahaan officieel, peroesahaan nasional.
Diatas tingkat ini maka bagi kaoem atasan adalah lebih penting dan lebih menarik hati, mengalirkan oeang keloear daripada mengalirkan barang-barang. Imperialisme beresnja, ialah soeatoe keadaan politik, jang ditimboelkan oleh nafsoe jang makin lama makin keras daripada modal jang ditimboen-timboenkan dinegeri-negeri kepaberikan jang lebih madjoe, akan menggerakkan diri dinegeri-negeri jang koerang banjak pendoedoek.”
Crisis Doenia ~ 15
Tiap-tiap manoesia jang dewasa pada masa ini telah mengetahoei bagaimana haibatnja crisis mengamoek diseloeroeh doenia, sehingga mendatangkan kesengsaraan dan kelaparan bagi kaoem-boeroeh, kaoem Marhaen semoeanja. Oentoek mengetahoei hal ini marilah kita disini memperbintjangkannja. Teroetama marilah kita selidiki apa jang dinamakan dengan “crisis” ini. Crisis jaitoe satoe keadaan jang timboel dari boewahnja kapitalisme, jang menjebabkan terdjadinja overproductie dan mendatangkan onderconsumptie. Overproductie artinja kelebihan barang-barang, misalnja kebanjakan tembakao, kelebihan kopi, kelebihan minjak tanah, kelebihan goela, kelebihan kain katoen, kelebihan dalam segala-galanja. Onderconsumptie artinja kekoerangan makanan, kekoerangan pembeli, kekoerangan verbruiker. Dengan pendek kata kita bisa bilang, barang-barang ada lebih banjak daripada si pembeli, atau productie ada lebih banjak daripada keboetoehan. Apakah sebabnja maka kita terdjadi overproductie? Marilah kita disini selidiki. Sesoedahnja kapitalisme timboel didoenia ini, dan moelai mendjalankan pengaroeh dan kekoeasaannja, maka tenaga jang dipakainja adalah tenaga dari kaoem-boeroeh, artinja segala apa jang dibikin oentoek kaoem kapitalisten itoe, adalah atas tenaganja dari kaoem boeroeh sendiri dan apa jang tidak bisa dikerdjakan dengan tangan kaoem boeroeh, baroelah dikerdjakan dengan perkakas atau mesin.
Primbon Politik ~ 14
Harep pertanjaan saja ini dimasoekkan dalam F.R. iang akan datang, dengan djawabannja.
1. Dapatkah P.N.I. dan P.I. bersatoe? Bilamanakah?
2. a. Apakah sebabnja didoenia ada politik? Dari mana asalnja? Bangsa dan siapakah pengandjoernja? Pada abad keberapa dimoelai?
b. Indonesia berpolitik, bilamana dimoelai? Siapa pengandjoernja?
3. a. Apakah sebabnja didoenia ada pergerakan sekerdja? Darimanakah asalnja? Bangsa apa dan siapakah pengandjoernja? Pada abad keberapa dimoelai?
b. Indonesia ada pergerakan sekerdja, bil;amana dimoelai? Siapa pengandjoernja?
Primbon Politik diasoeh Ir. Soekarno berisi tanja djawab politiek. FR kali ini memoeat pertanjaan dari Tjirebon, dari Patjitan, dari Gondanglegi.