Keterangan
Kedengarannya aneh, kok ada manusia tidak menghendaki anugerah Tuhan: anak. Namun, itulah yang terjadi di kalangan orangtua super. Tepatnya, pada wanita super. Bahwa anak cenderung diidentifikasikan sebagai beban, yang “mengganggu” kemungkinan berprestasi, atau apapun istilahnya. Nah, mengapa muncul salah kaprah yang demikian? Ada banyak penjelasan yang bisa dibentangkan. Yang paling penting tentunya, pergeseran orientasi nilai. Orang-orang makin pragmatis. Panutan beralih dari nilai-nilai humanity ke hal-hal yang bersifat individualistis dan materialistis.
Wanita super adalah korban karena mereka bekerja di lingkungan pria, yang aturan-aturannya diciptakan oleh kaum pria, atas dasar nilai-nilai pria. Dari lingkungan kerja ini, tenaga dan pikiran mereka ditempa sesuai dengan kaum pria. Terjadilah asimilasi sikap kerja. Peran tradisionalnya; sebagai pendamping suami, ibu bagi putra-putri, dan pengelola rumah tangga; nyaris jungkirbalik karena ia bekerja dengan pola kerja yang diterapkan pada kaum pria. Karena ia loyal pada kebutuhan kerjanya, lalu ia berusaha merangkul ketiga peran dasar istri tersebut. Jelas, hal itu mustahil.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)