Keterangan
Ngudi berarti “mencari” dan Utomo berarti “sifat-sifat yang utama”. Ngudi Utomo berarti “jalam dalam mencari sifat-sifat yang utama.” Dalam pencarian sifat-sifat yang utama ini, seorang penganut Ngudi dilarang mengkultuskan manusia. Karena, Tuhan Yang Maha Esa sajalah yang berhak dikultuskan. Yang dalam bahasa Ngudi disebut sikap Duga Kriya Prayoga.
Konon, lantaran kepercayaan inilah kemudian Keuskupan Purwokerto menganggap Ngudi sesat. “Tak mengkultuskan siapa pun” ditafsirkan keuskupan itu sebagai pengingkaran terhadap doktrin Tritunggal, alias penolakan terhadap Yesus sebagai Tuhan.
Dalam agama Katolik, Yesus memang merupakan doktrin sentral yang tak boleh “diganggu-gugat”. Penolakan terhadap ketuhanan Yesus berarti murtad. Inilah yang terjadi pada diri Arius, pendiri mazhab Arianisme itu.
Lalu, apakah Ngudi Utomo telah menyeru para pengikutnya agar meyakini Yesus bukan sebagai Tuhan? Agaknya tidak. Sebab, Ngudi sesungguhnya bukan pecahan atau aliran katolik. Itu terbukti, misalnya, pengikut Ngudi tidak semuanya penganut Katolik. Seperti sempat dipantau UMMAT, beberapa pengikut Ngudi ada juga orang-orang non-Kristen. Endro, misalnya, yang telah lama aktif dalam organisasi itu, mengaku seorang Muslim.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)