Keterangan
Novel tipis Belenggu (1940) merupakan salah satu tonggak perjalanan sastra Indonesia yang masih muda usia ketika itu. Kesusastraan resmi Indonesia dimulai tahun 1920 dengan terbitnya novel Azab dan Sengsara oleh Merari Siregar. Sejak itu terbitlah sekitar 53 novel sampai terbitnya Belenggu ini.
Novel-novel ini tidak memuaskan Armijn Pane karena “tidak bersifat intelektual”. Dan ini disebabkan oleh politik penerbitan Balai Pustaka sendiri yang enggan memberikan pengalaman intelektual kapada para pembacanya, yang rata-rata masih tingkat sekolah dasar dan menengah.
Menulis novel, menurut Armijn Pane, adalah suatu ekspensi pribadi penulis, berupa pemikiran dan perasaan, yang diwujudkan dalam jalinan alur dan watak begitu rupa, sehingga pembaca tidak menyadari menerima pesan-pesan penulisnya. “Penulisnya harus cakap mengadakan manusia yang hidup, yang berdarah daging, harus pandai mengalirkan ceritanya, hingga ideologi yang hendak disebarkan oleh penulisya, menjadi logisch gevolg cerita itu”, tulis Armijn.
KATALOG: Kliping ini tersedia secara luring di Gudang Warung Arsip. Jika berminat, datang ke gudang kami atau hubungi via nomor kontak 0878-3913-7459.