Keterangan
Ketika terompet perang untuk pertama kalinya mengema di padang gersang Kurukshetra, ia belum dapat meyakinkan dirinya bahwa ia sedang bercanda dengan maut. Ia juga mendengar desing gandiwa maha senapati Bisma yang bagai hujan angin berbenturan dengan anak-anak panah Arjuna. Ia juga mendengar jerit kematian sambung menyambung. Tetapi jeritan hatinya mampu mengatasi gemerti senjata dan pekik kematian. Mengapa malapetaka ini bisa terjadi di hadapan matanya. Bahkan di luar kehendaknya, ia sendiri terhisap dalam arus pusarannya. Di satu pihak, Kurawa adalah menantunya. sedang di pihak lain, dua diantara kelima Pandawa adalah kemanakan tercinta, putra-putra Madri, adiknya yang dahulu ia pasrahkan pada Pandu.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)