Keterangan
Sejak awal, syariat Islam sebenarnya tidak memiliki basis (tujuan) lain kecuali ‘kemaslahatan manusia’. Ungkapan standar bahwa syariat Islam dicanangkan demi kebahagiaan manusia lahir-batin, duniawi-ukhrawi, sepenuhnya mencerminkan prinsip kemaslahatan tadi. tetapi, keterikatan yang berlebihan terhadap teks (nash), seperti dipromosikan paham ortodoksi, telah membuat prinsip kemaslahatan hanya sebagai jargon kosong, dan syariat–yang pada mulanya adalah jalan–telah menjadi tujuan bagi dirinya sendiri.