Keterangan
Chechnya, hari-hari ini mungkin tengah berbenah diri. Denyut kehidupan berjalan normal. Bahkan bulan silam, negeri Muslim itu telah mampu memilih presidennya sendiri dengan cara yang amat beradab: demokrasi. Sebuah cara yang bahkan Amerika Serikat pun hanya mampu menjalankannya dengan pincang. Apatah lagi di negeri Indonesia ini.
Tapi selembar foto akan menjungkirbalikkan persepsi kita tentang kegairahan bernegara yang tengah marak di Chechnya itu. Di sepanjang tahun 1995-1996, orang-orang Chechen harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk mendapatkan sekerat roti. Negara mereka nyaris bangkrut menyusul serbuan tentara Rusia pada Desember 1994. Banyak penduduk Grozny (ibu kota Chechnya) melarikan diri ke timur atau selatan. Di beberapa kawasan tercipta ladang pembantaian, dan setiap hari tampak orang-orangmencari apa yang tak ingin diketemukannya: mayat sanak-saudara.
CATATAN: Jika Anda sulit untuk masuk di warungarsip.co, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Whatsapp ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)