Keterangan
Sebuah buku puisi yang terbit tahun 1991, diselenggarakan untuk Festival Kesenian Yogyakarta, yang disunting Indra Tranggono dan Iman Budhi Santosa, seperti memberi isyarat tentang berbagai peristiwa yang menyangkut kotanya. Buku berjudul Sembilu ini memuat 21 penyair Yogyakarta. Apakah ini merupakan koinsidensi, kebetulan peristiwa, ataukah bayangan kejadian yang dibangun oleh kata-kata?
Lihatlah larik-larik Suminto A. Sayuti dalam puisinya “Hari-Hari Terakhir, Menjelang Peristiwa”. Puisi ini seolah ditulis setelah peristiwa terjadi karena ketepatan suasana dan waktunya. Buku puisi Sembilu tahun 1991 ini seperti memrediksi Gempa Bantul di hari Sabtu di bulan Mei di tahun 2006. Bacalah!
Indra Tranggono ~ Telegram Gaib
Adi Wicaksono ~ Lagu Senja V
Kuntowijoyo ~ Perjalanan ke Langit
Suminto A. Sayuti ~ Hari-Hari Terakhir, Menjelang Peristiwa
Joko Pinurbo ~ Yogyanya Linus
Ahmadun Yosi Herfanda ~ Matahari Padam di Kota Yogya
Ulfatin C.H. ~ Sambisari
Abdul Wahid B.S. ~ Kesadaran Doa
Emha Ainun Nadjib ~ Jalanan Bebas Waktu
Mustofa W. Hasyim ~ Tidur Makin Jadi Neraka
Abidah El Khalieqy ~ Parangtritis
Suryanto Sastroatmojo ~ Mendulang Bumi Yogya
Omi Intan Naomi ~ Di Tugu
Mathori A. Elwa ~ Suluk Sederhana
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-39137-459 (Pesan Cepat)