Keterangan
Sinopsis:
Tokoh senior nasional asal Minangkabau yang pernah disebut-sebut sebagai “pemimpin terakhir di Sumatera Barat”. Hal ini karena karakter kepemimpinan yang amat lekat pada dirinya. Pemimpin adalah orang yang mampu mengurus dan memimpin masyarakat karena kepedulian murni untuk memajukan masyarakat. Dan, memang begitulah Azwar Anas.
Bagi rakyat Sumatera Barat ia dikenang sebagai gubernur yang berani “melawan” Soeharto, antara lain karena berani membatasi peredaran kupon lotre SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah). Sebagai Menko Kesra, ia tolak semua bantuan yang berasal dari dana SDSB. Tapi, kenapa ia bisa tetap dekat dengan Soeharto?
Di kalangan pecinta sepak bola Indonesia, Azwar dihormati dan dicintai. Saat menjadi Ketua PSSI ia tak ragu memecat seorang wasit seumur hidup gara-gara terbukti ikut membudayakan suap. Ia memilih mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PSSI gara-gara peristiwa skandal “sepak bola gajah” di Chiangmai, Thailand.
Sebagai anggota DPA (1998-2000) ia pun memilih mengundurkan diri karena tak dapat mengikuti pola pikir dan kebijakan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kadang tiba-tiba berubah 180 derajat. Azwar bukan tipe pemimpin yang hanya bisa menuntut, tapi pemimpin yang juga konsisten memberi contoh mewujudkan nilai-nilai moral yang diyakini.
Dan jangan lupa, Azwar yang sarjana ilmu kimia dan tentara berpangkat letnan jendral purnawirawan juga pernah meraih prestasi lain, terpilih sebagai pria Indonesia berbusana terbaik.
Amboi! Rancak Bana!
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-39137-459 (Pesan Cepat)