Keterangan
Buku ini merekam jejak paling awal seseorang yang memutuskan menjadi penulis dan melakukan interaksi yang intim dengan limpahan literasi. Ia memberitahu kita sekaligus mewakili potret sebagian besar nasib penulis-penulis muda Indonesia dalam arungi samudera gagasan dan siasati tantangan hidup yang ganas.
Ingat-ingatlah kalian hai penulis-penulis belia; bila kalian memilih jalan sunyi ini maka yang kalian camkan baik-baik adalah terus membaca, terus menulis, terus bekerja, dan bersiap hidup miskin. Bila empat jalan itu kalian terima dengan lapang dada sebagai jalan hidup, niscaya kalian tak akan berpikir untuk bunuh diri secepatnya.
SATU: Pada Mulanya Bukan Buku ~ 27
DUA: Sebuah Buku dalam Gerakan Islam Garis Keras ~ 53
TIGA: Pada Sebuah Kapal ~ 75
EMPAT: Sebuah Buku adalah Sebuah Tetirah ~ 87
LIMA: Di Majalah Kampus Belajar Menulis ~ 98
ENAM: Di Koran Belajar Mengasah Kesabaran ~ 127
TUJUH: Katakan Cinta dengan Buletin dan Putuskan dengan Sepotong Sajak ~ 156
DELAPAN: Di Penerbitan Belajar Menjadi Editor ~ 186
SEMBILAN: Membaca dalam Kepungan Kesunyian ~ 215
SEPULUH: Kala Penerbit Memanggil Lagi ~ 249
SEBELAS: Pecahnya Kongsi Persekutuan Buku ~ 305
DUABELAS: Sebab Kami Belum Dewasa ~ 324