Keterangan
Rumphius melahirkan magnum opus Amboinsche Kruidboek atau Herbarium Amboinense. Adikarya ini terbagi dalam dua belas buku yang semuanya ditulis dalam kondisi buta dan dalam kesepian yang enigmatik.
Ironisnya, ia tak pernah melihat manuskrip itu terbit. Ia wafat pada awal abad ke-18, sementara buku-bukunya baru mulai terbit pada 1741. Astaga, terbit setelah empat puluh tahun ia meninggal.
Ilmuwan kemudian mengenal Rumphius sebagai lelaki yang kompleks: zoolog, pramakolog, botanikus, mineralog, geolog, etnolog, dan sejarawan. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutnya sebagai founding fathers (peletak dasar) ilmu pengetahuan di Indonesia, sejajar dengan Alfred Russel Wallace dan Christiaan Eijkman.
CATATAN: Jika sulit untuk login, silakan hubungi jalur cepat Gudang Warung Arsip via SMS/Wasap ~ 0878-3913-7459 (Pesan Cepat)





